top of page

AkwaTips Group

Public·20 members

Buku Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai: Panduan untuk Mahasiswa dan Profesional



DAS Ciujung merupakan sungai induk yang ada di Provinsi Banten tepatnya di Kabupaten Lebak. Sebagai bagian dari Sumber Daya Alam yang sangat dibutuhkan, maka sungai ini telah dimanfaatkan/digunakan untuk berbagai kegiatan dan tujuan, diantaranya yaitu untuk sarana penyediaan air irigasi teknis atau pengairan area persawahan yang dikelola oleh masyarakat Kabupaten Lebak. Penelitian ini dilakukan, Mengkaji besarnya dampak yang ditimbulkan oleh banjir terhadap pengaruh erosi lahan dibantaran Sungai Ciujung dan mengevaluasi upaya pengelolaan tataguna lahan terhadap banjir di Sungai Ciujung serta Sebagai alternatif kebijakan dalam rangka mitigasi, pertimbangan dalam implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Metode yang digunakan dalam kajian ini melakukan analisis hidrologi, perhitungan USLE serta perhitungan Sediment Delevery Ratio (SDR). Besarnya erosi yang terjadi di Sungai Ciujung adalah 45,924 ton/ha/tahun atau 663.142,56 t/thn sehingga besarnya sedimentasi di Sungai Ciujung 84.219 t/thn sedangkan nilai toleransi sedimen adalah perkalian antara nilai toleransi erosi dengan SDR. Untuk Sungai Ciujung nilai toleransi erosi adalah 194.940 t/thn dan angka SDR adalah 0,127 sehingga nilai toleransi sedimen adalah tata guna lahan, 0,127 = 24.757/thn.




Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai 19.pdf



Fenomena banjir sering melanda suatu kawasan daerah aliran sungai yang tidak mampu menampung air hujan yang turun karena besarnya air hujan melebihi kapasitas tampung dari DAS itu sendiri. Daerah Aliran Sungai Cidurian dimana sungai utamanya Sungai Cidurian hampir setiap tahun mengalami banjir di beberapa wilayah di DAS Cidurian hilir. Hal tersebut menyebabkan terganggunya aktivitas masyarakat di sekitar DAS.Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan zonasi tingkat kerawanan banjir di DAS Cidurian berdasarkan sistem informasi geografis sehingga dapat ditentukan daerah mana yang memerlukan prioritas pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk memetakan tingkat kerawanan banjir dengan teknik skoring dan pembobotan. Hasil menunjukan wilayah yang tergolong sangat rawan banjir sebagian besar di daerah hilir DAS yang berada pada dataran rendah dengan penggunaan lahan sebagian besar adalah lahan terbuka dan terbangun yaitu di Kabupaten Serang dan Tangeran, sementara wilayah yang tergolong tidak rawan banjir adalah wilayah-wilayah dataran tinggi dengan penggunaan lahan yang masih banyak vegetasinya yaitu wilayah hulu DAS yang berada di Kabupaten Bogor.


About

Welcome to the group! You can connect with other members, ge...
bottom of page